NAMA: SUCI
RAMADANI
NIM : 1304792
KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN
1.
Defenisi Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin
merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara”
atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima
pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm
(1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs
(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya.
B. Fungsi Media Pembelajaran Media pembelajaran memiliki beberapa
fungsi, diantaranya :
Lebih rinci, Rahardi (2004)
mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran menjadi tiga, yaitu manfaat
secara umum, manfaat secara rinci, dan manfaat praktis. Manfaat secara umum
dari media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan
peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Manfaat secara rinci, yakni:
1)
penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan,
2)
proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3)
proses pembelajaran
menjadi lebih interaktif,
4)
evisiensi dalam waktu dan tenaga
5)
meningkatkan kualitas hasil belajar
6)
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan
di mana saja dll
2. Pengertian dan fungsi Televisi
a. Pengertin
televisi
Televisi adalah
sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi"
merupakan gabungan dari kata tele
(τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan
sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”
Penggunaan kata "Televisi"
sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah
peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut
dengan TV (dibaca: tivi, teve
ataupun tipi.)
b. Fungsi Televisi
Televisi
mempunyai manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat
yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Namun tergantung pada acara
yang ditayangkan televisi. fungsi televisi sama dengan fungsi
media. Pendapat mengenai fungsi televisi ini pun beragam. Akan tetapi secara
umum ada lima fungsi televisi yaitu sebagai alat informasi, media edukasi,
fungsi kontrol serta menjadi media penghubung antar geografis.
3. KARAKTERISTIK TELEVISI
a) Bersifat Tidak Langsung
Televisi
adalah satu jenis dan bentuk media massa yang paling danggih dilihat dari sisi
teknologi yang digunakan, dan paling mahal dilihat dari segi investasi yang
ditanamkan. Televisi sangat bergantung pada kekuatan peralatan elektronik yang
sangat rumit. Inilah yang disebut media teknis. Sebagai contoh, tanpa listrik,
siaran televisi tak mungkin bisa diudarakan dan diterima pemirsa di mana pun.
Investasi yang harus ddikeluarkan untuk mendirikan erbuah stasiun televisi
komersial, yang dikelola secara professional dengan lingkup nasional, mencapai
ratusan miliar rupiah.
b) Bersifat Satu Arah
Siaran televisi bersifat satu arah. Kita sebagai pemirsa
hanya bisa menerima berbagai program acara yang sudah dipersiapkan oleh pihgak
pengelola televisi. Kita tidak bisa menyela, melakukan interupsi saat itu agar
suatu acara disiarkan atau tidak disiarkan.
Menurut teori komunikasi massa, kita sebagai khalayak
televisi bersifat aktif dan selektif. Jadi meskipun siaran televisi bersifat
satu arah, tidak berarti kita pun menjadi pasif. Kita aktif mencari acara yang
kiya inginkan. Kita selektif untuk tidak menonton semua acara yang ditayangkan.
Tetapi kehadiran alat ini pun, tidak serta-merta mengurangi tingkat kecemasan
masyarakat, terutama kalangan pendidik, budayawan, dan agamawan.
c)
Bersifat Terbuka
Televisi ditujukan kepada masyarakat
secara terbuka ke berbagai tempat yang dapat dijangkau oleh daya pancar
siarannya. Artinya, ketika siaran televisi mengudara, tidak ada lagi apa yang
disebut pembatasan letak geografis, usia biologis, dan bahkan tingkatan
akademis khalayak. Siapa pun dapat mengakses siaran televisi. Di sini khalayak
televisi bersifat anonym dan heterogen. Karena bersifat terbuka, upaya yang
dapat dilakukan para pengelola televisi untuk mengurangi ekses yang timbul
adalah mengatur jam tayang acara.
4.
pembuatan garis besar membuat sebuah siaran
Untuk membuat video dalam rangka
pembelajaran, tentunya berbeda dalam pembuatan video untuk keperluan pribadi. M
Fausiyah (2008) menjelaskan cara pembuaan video untuk pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1) Menetapkan adegan atau tema yang
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
2) Mengembangkan tema tersebut dan
berusaha untuk membagi-bagi kejadian atau moment menjadi serangkaian bidikan
atau serangkaian kejadian yang berurutan. Usahakan natural , agar siswa dapat
mengikuti atau merasakan kejadian tersebut.
3) Kita harus membidik urutan kejadian
tersebut dengan berbagai jenis atau ukuran bidikan
4) Bila akan mengubah atau memotong dua bidikan
yang berurutan, hendaknya memberi sisipan bidikan dengan ukuran bidikan yang
berbeda mencolok juga dari dua sudut bidik yang berbeda pula
5) Selain itu, perlu mengantisipasi
adegan yang selanjutnya diharapkan siswa. Agar alunan yang wajar dari rangkaian
bidikan kita bisa terangkai
6) Membantu terciptanya alunan tadi.
Sudut bidik yang berlawanan arah menciptakan kesinambungan bidikan yang sangat
berharga. Demikian pula bidikan-bidikan berdasarkan arah pandangan
7) Membidik satu objek dengan durasi
yang panjang sangat tidak disarankan. Menunjukkan hal-hal yang penting saja
agar menarik. Untuk menggabungkannya, manfaatkan fasilitas fade in/out yang
terdapat pada hampir semua perangkat handycam.
8) Untuk memberikankesan yang
meyakinkan bidikan-bidikan tersebut perlu dipertahankan paling tidak selama
tiga detik supaya siswa dapt menangkap atau menghayati suatu adegan .
DAFTAR PUSTAKA
Cheppy
Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan
Media Video. Jakarta:P3AI UPI.
Diakses Pada 21 Maret 2014
Annonymous.2012.penerapan
video sebagai media pembelajaran (online)
http://ant.staff.uns.ac.id/2012/07/22/penerapan-video-sebagai-media-pembelajaran/ Diakses Pada 21 Maret 2014
Joko
Purwanto.2011.penggunaan medio sebagai media pembelajaran (online) http://blog.uin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar